LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
STUDI LAPANG DI 3 TEMPAT YANG BERBEDA
(JATIKERTO, MALANG DAN CANGAR)
Disusun oleh :
Kelompok : Senin,
18.00 – 19.40
Kelas : H
Agribisnis
Asisten : Achmad
Faisal Akbar
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
STUDI LAPANG DI 3 TEMPAT YANG BERBEDA
(JATIKERTO, MALANG DAN CANGAR)
Oleh :
Kelompok:
Senin, 18.00 – 19.40
Kelas:
H Agribisnis
Nama NIM
Yeni
Annisa Safwah (105040101111171)
Reni
Ervi Yulianawati (135040101111114)
Maslachatul
Ummah (135040101111115)
Cahaya
Sekar Andini (135040101111116)
Devita
Ratnasari (135040101111117)
Resti
Puspita Utami (135040101111118)
Lutfi
Maulidyah (135040101111119)
Sujaniati (135040101111120)
Wendy
Rahayu (135040101111121)
Nurus
Suhailah (135040101111122)
Safira
Mahadika (135040101111123)
Silvia
Puji Lestari (135040101111124)
Tria
Kristiani Hutagalung (135040101111125)
Alwi
Ikhsan (135040101111126)
Azaria
Zakia (135040101111127)
Risky
Yunita Kristian (135040101111128)
Widya
Citra Relina (135040101111129)
Rossy
Pangestika (135040101111130)
Puput
Dewi Mulasari (135040101111131)
Suci
Setyo Rahayu (135040101111132)
Dwi
Nur Cahyono (135040101111133)
Muhammad
Fanny Nuryawan (135040101111134)
Anugrah
Fajar Saputra (135040101111135)
Bibit
Nurkasanah (135040101111136)
Hayyin
Mukhlidah (135040101111137)
Debby
Permatasari Gunawan (135040101111138)
Afriliana
Tidar Riany (135040101111139)
Ghaffar
Rafi’ Atmaja (135040101111140)
Martin
Priyono Putra (135040101111141)
Sintya
Wekania S.P. (135040101111142)
Fauzan
Hamdani (135040101111143)
Fani
Putri Aprilia (135040101111144)
Fitri
Prahesti Anjar Weni (135040101111147)
Pramita
Suci Wulandari (135040101111148)
Made
Anggara Citra Retnanti (135040101111149)
Hana
Mujannadatul Haq (135040101111150)
Elok
Anggraini (135040101111151)
Liana
Adriyani (135040101111152)
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan
Asisten Co
Asisten
Achmad
Faisal Akbar Dwi Firmansyah Putra (125040201111221) (116040217011012)
Tanggal Pengesahan
RINGKASAN
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang
lainnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan
berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Dalam pengelolahan agroekosistem, data vegetasi meliputi
tanaman budidaya maupun tumbuhan yang tumbuh di ekosistem. Analisa
vegetasi dilakukan di tiga tempat yaitu Cangar, Malang dan Jatikerto.
Hasil
dari pengamatan di tiga tempat yang berbeda menunjukkan bahwadari dataran rendah, dataran sedang kemudian dataran
tinggi, suhu udara menurun dan pada suhu tanah suhunya semakin menurun juga.
Namun pada lahan Jatikerto, suhu tanahnya lebih rendah dibanding pada lahan
Malang. Hal ini dikarenakan pengukuran suhu tanah di lahan Jatikerto dilakukan
pada saat setelah terjadi hujan. Radiasi matahari pada setiap tempat yang
diamati juga berbeda. Faktor ketinggian tempat mempengaruhi perbedaan suhu dan
radiasi matahari pada lahan-lahan tersebut.
Keragaman vegetasi dan arthropoda pada ke tiga tempat (Jatikerto, Malang,
dan Cangar) terjadi disebabkan adanya perbedaan iklim dan tanaman yang
dibudidayakan. Pada lahan malang didominasi oleh rerumputan karena merupakan
lahan kosong atau bukan lahan budidaya, sedangkan lahan jatikerto dan cangar
merupakan lahan budidaya sehingga dirawat dengan baik oleh manusia. Lahan
budidaya juga didominasi oleh tanaman utama. Daerah jatikerto didominasi oleh
tanaman singkong dan lahan cangar didominasi oleh tanaman wortel.
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis
panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan pembuatan laporanakhir yang berjudul “Laporan Akhir Praktikum Ekologi Pertanian : Studi
Lapang di 3 Tempat yang Berbeda ( Jatikerto, Malang, dan Cangar )”.
Laporan akhir praktikum ini membahas tentang analisis vegetasi maupun
keragaman arthropoda dan faktor abiotik yang berpengaruh di ketiga tempat
pengamatan yang berbeda.
Laporan ini berguna sebagai syarat pemenuhan untuk ujian akhir praktikum
mata kuliah Ekologi Pertanian pada program studi Agroekoteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Brawijaya.
Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang terkait dalam
penyusunan dan penyelesaian laporan tugas akhir ini, diantaranya kepada Achmad
Faisal Akbarselaku Asisten
Praktikum Kelas H dan Mas Firman sebagai Pendamping
Praktkum di Lapang.
Demikian laporan tugas
akhir ini dibuat. Penulis mengharapkan laporan tugas akhir ini dapat memberikan
informasi dan pengetahuan bagi para pembacanya.
Malang, Desember 2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
SAMPUL
LEMBAR DATA ANGGOTA
LEMBAR PENGESAHAN
RINGKASAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Rumusan Masalah
1.3
Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Vegetasi, Faktor Abiotik : Suhu, Radiasi Matahari
2.2 Faktor Abiotik Tanah
2.3 Arthropoda
2.4 Pengaruh faktor lingkungan pada pertumbuhan tanaman
BAB 3 METODOLOGI
3.1 Alat, Bahan beserta Fungsinya
3.1.1 Analisis Vegetasi & Faktor Abiotik (Suhu Udara, Radiasi
Matahari)
3.1.2 Faktor Abiotik (Tanah)
3.1.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)
3.2.4 Pengaruh faktor lingkungan terhadap tanaman (polybag)
3.2 Langkah Kerja di Lapang (Teknis Lapang)
3.2.1 Analisis Vegetasi & Faktor Abiotik (Suhu Udara, Radiasi
Matahari)
3.2.2 Faktor Abiotik (Tanah)
3.2.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)
3.2.4 Pengaruh factor lingkungan terhadap tanaman (polybag)
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan + Tabel Pengamatan (Cangar & Jatikerto)
4.1.1 Analisis Vegetasi & Faktor Abiotik (Suhu Udara, Radiasi
Matahari)
4.1.2 Faktor Abiotik (Tanah)
4.1.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)
4.1.4 Pengaruh Lingkungan pada pertumbuhan Lingkungan
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Vegetasi & Faktor Abiotik (Suhu Udara, Radiasi
Matahari)
4.2.2 Faktor Abiotik (Tanah)
4.2.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)
4.2.4 Pengaruh Lingkungan pada pertumbuhan Lingkungan
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
- Lampiran Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan pemanfaatan
sebidang lahan untuk membudidayakan
jenis tanaman tertentu, terutama yang bersifat semusim, selain tanaman tahunan dan agroforestri.
Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari interaksi antara organisme
dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Dalam ekologi, kita mempelajari makhluk hidup sebagai
kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari
pembahasan ekosistem dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain
suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi
juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup,
yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan
suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
Dalam pengelolahan agroekosistem, data vegetasi
meliputi tanaman budidaya maupun tumbuhan yang tumbuh di ekosistem. Untuk suatu
kondisi ekosistem yang luas, maka kegiatan analisis vegetasi erat kaitannya
dengan sampling, artinya kita cukup
menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili ekosistem. Dalam sampling ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik
analisis vegetasi yang digunakan. Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu
cara acak (random sampling) dan cara
sistematik (systematic sampling).
Supaya memperoleh data yang bersifat valid, maka sebelum melakukan penelitian
dengan metode sampling kita harus
menentukan terlebih dahulu tentang metode sampling
yang akan digunakan, jumlah, ukuran dan peletakan satuan-satuan unit contoh.
Berdasarkan data pengukuran pada unit contoh tersebut dapat diketahui jenis
dominan dan kodominan, pola asosiasi, nilai keragaman jenis, dan atribut
komunitas tumbuhan lain yang berguna bagi pengelolaan hutan.
Penggunaan lahan pertanian yang beragam
berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, karena jenis tanaman berbeda dan
pengaturannya pun ikut berbeda. Kondisi inilah yang akan mengubah kondisi iklim
mikro, kandungan bahan organik tanah, dan kehidupan organisme dalam tanah
maupun di atas tanah. Tanah akan menyediakan energi bagi organisme tersebut.
Hubungan interaksi inilah yang akan dipelajari dalam ekologi.
Keanekaragaman ini terjadi karena faktor
lingkungan, makhluk hidup akan cenderung mencari lingkungan yang sesuai
dengan kebutuhannya. Maka dari itu
makhluk hidup di setiap tempat
berbeda-beda. Pengamatan akan dilakukan di tiga lokasi yang berbeda yaitu di
Jatikerto, Malang dan di Cangar. Di Jatikerto umumnya mempunyai karakteristik
tempat seperti di daerah dataran rendah, di Malang umumnya mempunyai
karakteristik tempat seperti di daerah dataran sedang sedangkan di Cangar mempunyai karakteristik tempat di daerah pegunungan. Dengan perbedaan seperti ini
dapat dipastikan bahwa makluk hidup
yang ada di tiap-tiap tempat tersebut pastilah
berbeda.
Jadi ekologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari interaksi
antara organisme
dengan lingkungannya,
dan pemanfaatan sumber daya yang ada oleh manusia. Secara sederhana ekologi
pertanian juga dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan antar makhluk hidup dan hubungan antara makhluk
hidup dan lingkungan. Dalam sistem ekologi tumbuhan, kehidupan tanaman selalu mengalami interaksi
terhadap lingkungannya. Baik pada sesama tumbuhan maupun dengan lingkungan
sekitarnya, termasuk hewan dan serangga. Interaksi inilah yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman dan lingkungan sekitarnya dan membuat suatu siklus yang
selalu berkesinambungan. Oleh karena itu dalam ekologi pertanian, dipelajari
studi iklim mikro yang mencakup tentang suhu dan kelembaban tanah, pengukuran
biomassa pohon, analisis vegetasi, dan keanekaragaman arthropoda.
1.2 Rumusan Masalah
·
Jenis tanaman apa sajakah
yang ada di dataran rendah, tinggi dan sedang ?
·
Mengapa vegetasi dan faktor abiotik (suhu
tanah, radiasi matahari) di Cangar,
Jatikerto dan Malang berbeda ?
·
Bagaimana
langkah kerja pengamatan di lapangnya ?
·
Berapa
banyak jenis vegetasi ditempat yang diamati ?
·
Apakah
hubungan antara keanekaragaman binatang terhadap vegetasi dan faktor abiotik ?
1.3 Tujuan
·
Mengetahui jenis tanaman yang ada di dataran rendah, tinggi dan sedang ?
·
Mengetahui perbedaan vegetasi dan faktor abiotik (suhu, udara, radiasi
matahari) di Cangar, Jatikerto dan Malang
·
Mengetahui langkah kerja pengamatan di lapang
·
Mengetahui jumlah jenis vegetasi ditempat yang diamati
·
Mengetahui hubungan antara keanekaragaman binatang terhadap vegetasi
dan faktor abiotik
1.4 Manfaat Hasil Penulisan
Studi
lapang ekologi pertanian memiliki beberapa manfaat, yaitu:
Secara
teori
·
Menambah pengalaman dalam menganalisis vegetasi yang ada di Cangar, Malang dan Jatikerto
Secara Praktik
·
Membuat mahasiswa mampu menggunakan
alat-alat untuk menganalisis vegetasi yang ada di Cangar, Malang dan Jatikerto
·
Membuat mahasiswa mampu menggunakan
alat-alat pengukur faktor abiotik untuk menganalisis faktor abiotik yang ada di
Cangar, Malang
dan Jatikerto
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik ( Suhu, Radiasi Matahari)
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi
jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk
suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya
dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk
mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang
digunakan.
Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya
terdiri dari :
1. Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu
yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai.
2. Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang
hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma). Epifit mungkin
hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
3. Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga
atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada
rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
4. Palma (Palm) : Tumbuhan yang
tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang sampai
daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak
anak daun.
5. Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti
kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun merambat atau memanjat
untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.
6. Terna (Herb) : Tumbuhan yang
merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan
lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2
meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
7. Pohon (Tree) : Tumbuhan yang
memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama dengan
ukuran diameter lebih dari 20 cm.
(Andre, 2009)
1.
Suhu
udara
Suhu udara adalah ukuran energi
kinetik rata – rata dari pergerakan molekul – molekul. Suhu suatu benda
ialah keadaan yang menentukan kemampuan benda tersebut, untuk memindahkan
(transfer) panas ke benda – benda lain atau menerima panas dari benda – benda
lain tersebut. Alat pengukur suhu disebut termometer. Termometer dibuat dengan
mendasarkan sifat – sifat fisik dari suatu zat (bahan), misalnya pengembangan
benda padat, benda cair, gas dan juga sifat merubahnya tahanan listrik terhadap
suhu.
(Anonymous
a, 2013)
2.
Radiasi
Matahari
Radiasi
Matahari adalah pancaran energi yang berasal dari proses thermonuklir yang
terjadi di matahari. Energi radiasi matahari berbentuk sinar dan gelombang
elektromagnetik. Spektrum radiasi matahari sendiri terdiri dari dua yaitu,
sinar bergelombang pendek dan sinar bergelombang panjang. Sinar yang termasuk
gelombang pendek adalah sinar x, sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan
sinar gelombang panjang adalah sinar infra merah. Jumlah total radiasi yang
diterima di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.
1.
Jarak
matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan matahari menimbulkan variasi terhadap
penerimaan energi matahari
2.
Intensitas
radiasi matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar matahari pada
permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya
sudut datang.
3.
Panjang
hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara matahari terbit dan
matahari terbenam.
4.
Pengaruh
atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas,
debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke
permukaan bumi.
Berdasarkan
kebutuhan dan adaptasi tanaman terhadap radiasi matahari, pada dasarnya tanaman
dapat dibagi dalam 2 kelompok, yaitu:
a.
Golongan sciophytes/shadespecies/shade
loving
Tanaman
yang tumbuh baik pada tempat yang ternaung dengan intensitas radiasi matahari
rendah. Tanaman kopi misalnya, ia tumbuh baik pada intensitas sekitar 30-50
persen dari radiasi penuh.
b.
Golongan heliophytes/sunspecies
Tanaman
yang tumbuh baik pada intensitas radiasi mahari penuh. Tanaman-tanaman golongan
ini sudah barang tentu tidak akan tumbuh baik bila ternaung oleh tanaman
lain.Tanaman padi, jagung, tebu, ubi kayu dan sebagian besar tanaman pertanian
termasuk kelompok ini.
Bila tanaman tumbuh pada intensitas
radiasi matahari rendah sepintas lebih subur karena tanaman lebih tinggi,
daun-daun rimbun, tetapi sebenarnya tanaman tersebut lemah. Sebaliknya bila
intensitas terlalu tinggi pertumbuhan tanaman terhambat, batang pendek dan
daun-daun kecil. Dengan demikian yang
terbaik ialah intensitas yang optimum,
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah agar didapatkan pertumbuhan dari
hasil yang maksimum.
(Anonymousb,2011)
2.2 Faktor Abiotik (Tanah)
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa
Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun
dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal
dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk
tubuh unik yang menutupi batuan. Tanah sangat vital peranannya bagi semua
kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan
menyediakan hara dan air sekaligus sebagai
penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat
yang baik bagi akar untuk bernafas dan tumbuh. Tanah juga
menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian
besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
(Anonymous c, 2011).
Biomassa Pohon adalah
pengukuran terhadap suatu pohon atau vegetasi yang berada disebuah area atau
lulusan tertentu dengan membuat sebuah plot. Yang diukur dalam biomassa pohon itu sendiri adalah
pengukuran kanopi pohon yang ada di dalam setiap plot, pengukuran tinggi pohon, dan pengukuran
diameter pohon. Fungsi dari melakukan pngukuran tinggi pohon itu sendiri untuk
mengetahui kerapatan setiap vegetasi yang ada dalam setiap plot. Dan
sebuah plot ini juga mencakup sebuah ekosistem.
Hubungan dengan tanah
karena tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi
penting dalam ekosistem. Fungsi
tanah diantaranya adalah:
·
Media tumbuh
Tanah
sebagai salah satu faktor dalam lingkungan tumbuh tanaman, tidak hanya berfungsi
sebagai tempat berpijak akar tanaman namun yang lebih penting adalah sebagai
media dimana akar tanaman dapat menyerap nutrisi, air, dan oksigen.
¨ Tempat
habitat hidup mikroba tanah (mikroorganisme).
Tanah
juga menjadi habitat hidup berbagai mikroorganisme. Bagi sebagian besar hewan
darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak.
¨ Tempat
penyimpanan bahan organik
Tempat
penyimpanan bahan organik berasal dari seresa pohon dan kotoran hewan.
Penyediaan kebutuhan primer tanaman
untuk melaksanakan aktifitas metabolismenya, baik selama pertumbuhan maupun
untuk berproduksi meliputi air, udara dan unsur hara.
¨
Pengatur tata air
Pengatur
tata air meliputi pelepasan dan penyimpanan air. Pelepasan air berhubungan
dengan fraksi, sedangkan penyimpanan air berhubungan dengan pori tanah.
Klasifikasi Tekstur Tanah : Pasir, Debu, dan Liat. Klasifikasi yang
Mermpengaruhi : Iklim, Bahan induk, Topografi, Organisme, Waktu, Struktur
Tanah, Pengolahan Tanah, Porositas Tanah, dan Konsistensi Tanah.
(Anonymous
b, 2011)
2.3 Arthropoda
Di permukaan bumi sekian banyak spesies
hewan yang ada, ternyata sekitar ¾ bagian adalah serangga. Dari jumlah
tersebut, lebih dari 750.000 spesies telah diketahui dan diberi nama. Jumlah
tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum arthropoda. Dalam
pengamatan kita , mungkin penampilan umum serangga yang satu mempunyai kesamaan
dengan serangga lainnya, akan tetapi mereka menunjukkan keragaman yang sangat
besar dalam bentuknya.
Arthropoda adalah
serangga yang memiliki kaki yang berbuku-buku. Arthropoda merupakan filum
paling besar dalam dunia hewan yang mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenislainnya. Ciri – ciri
arthropoda :Bentuk tubuh bilateral simetris, tripoblastik, terlindung oleh
rangka luar dari kitin. Tubuh beruas-ruas terdiri atas kepala (caput), dada
(thoraks), dan perut (abdomen). Alat indera seperti antena berfungsi sebagai
alat peraba. System peredaran darah terbuka dengan jantung terletak di daerah
dorsal (punggung) rongga tubuh. System saraf berupa tangga tali. Alat
pencernaan sempurna, pada mulut terdapat rahang lateral yang berfungsi untuk
mengunyah dan menghisap. Anus terdapat di bagian ujung tubuh. Arthropoda yang
hidup di air bernafas dengan ingsang, sedangkan yang hidup di daerah darat
bernafas dengan paru-paru bukuatau permukaan kulit dan trakea. Alat reproduksi
biasanya terpisah. Fertilisasi kebanyakan internal (di dalam tubuh).
Klasifikasi Arthropoda
1. Kelas
Arachnida
Arachnida
meliputi kalajengking, laba-laba, tungau atau caplak. Kebanyakan dari hewan ini
bersifat parasif sehingga dapat merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan.
Golongan arachnida bersifat karnivora bahkan bersifat predator. Habitatnya
adalah di darat. Ciri – ciri arachnida : Tubuh terbagi atas kepala-dada
(sefalotoraks) dan perut yang dapat dibedakan dengan jelas. Tidak terdapat
antena, tetapi mempunyai beberapa pasang mata tunggal, mulut,
kelisera dan pedipalpus. Mempunyai 4 pasang kaki. Alat mulut dan
pencernaan makanan terutama disesuaikan untuk menghisap serta memiliki kelenjar
racun.Alat pernafasan berupa trakea, paru-parubuku atau insang buku. System
saraf berupa tangga tali dengan ganglion dorsal (otak) dan tali syaraf ventral
dengan pasangan-pasangan ganglia. Alat kelamin jantan dan betina terpisah,
lubang kelamin terbuka pada bagian anterior abdomen, pembuahan internal (di
dalam).Ordo arachnida:
a.
Scorpionida
Ciri – cirinya
:Perutnya beruas-ruas. Ruas terakhir berfungsi menjadi alat pembela diri.
Contoh:
Kalajengking.
b. Arachnoida
Ciri – cirinya : Perut tidak beruas-ruas.
Contohnya :Tarantula.
c. Aracina
Ciri – cirinya : Tubuh tidak berbuku-buku. Bersifat parasit pada burung dan mamalia termasuk manusia.
Ciri – cirinya : Tubuh tidak berbuku-buku. Bersifat parasit pada burung dan mamalia termasuk manusia.
Contohnya : Tungau.
2. Kelas
Myriapoda
Myriapoda adalah
gabungan dari kelas Chilopoda dan Diplopoda dengan tubuh beruas-ruas dan setiap
ruas mempunyai satu pasang atau dua pasang kaki. Tubuh dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu kepala dan abdomen (perut). Hewan ini banyak dijumpai di daerah
tropis dengan habitat di darat terutama yang banyak mengandung sampah, misal kebun
dan di bawah batu-batuan.
Ciri – ciri
myriapoda :Tubuh bersegmen (beruas), tidak mempunyai dada jadi hanya kepala dan
perut. Pada kepala ada dua kelopak mata tunggal dan satu pasang antenna serta
alat mulut. Setiap ruas perut terdapat satu pasang atau dua pasang kaki. System
peredaran darah terbuka. Susunan saraf berupa tangga tali. System pernafasan
berupa trakea. Mempunyai spirakel yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya untuk
keluar masuknya udara. Alat kelamin jantan dan betina terpisah , cara perkembang-biakannya
dengan cara bertelur.
Dalam
penggolongannya myriapoda merupakan gabungan dari dua kelas, yaitu:
a. Kelas
Chilopoda
Ciri – ciri chilopoda :Tubuh agak
pipih, terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas.
Setiap ruas terdapat satu pasang kaki, kecuali ruas di belakang kepala dan dua ruas terakhirnya. Pada ruas belakang terdapat satu pasang “taring bisa” untuk membunuh mangsanya. Antena panjang yang terdiri atas 12 ruas. Bersifat karnivora. Alat pencernaan sempurna dari mulut sampai anus. Alat pernafasan berupa trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbukahampir pada setiap ruas.
Setiap ruas terdapat satu pasang kaki, kecuali ruas di belakang kepala dan dua ruas terakhirnya. Pada ruas belakang terdapat satu pasang “taring bisa” untuk membunuh mangsanya. Antena panjang yang terdiri atas 12 ruas. Bersifat karnivora. Alat pencernaan sempurna dari mulut sampai anus. Alat pernafasan berupa trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbukahampir pada setiap ruas.
Contohnya :Kelabang
b. Kelas
Diplopoda
Ciri – ciri diplopoda :Tubuh
berbentuk silindris dan beruas-ruas terdiri atas kepala dan badan. Setiap ruas
mempunyai dua pasang kaki dan tidak mempunyai “taring bisa”. Terdapat antena
yang pendek pada kepala dan dua kelompok mata tunggal. Alat pernafasan berupa
trakea yang tidak bercabang. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
Habitat di tempat gelap dan lembab.
Contohnya :Kaki seribu
c. Kelas
Insecta
Insecta sering disebut serangga
atau heksapoda. Heksapoda berasal dari kata heksa berarti 6 (enam) dan kata
podos berarti kaki. Heksapoda berarti hewan berkaki enam. Ciri – ciri insecta
:Tubuh terdiri atas kepala, dada, dan perut. Kepala dengan :Satu pasang mata
facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antenna sebagaialat
peraba. Alat mulut yang di sesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan
menggigit. Bagian mulut terdri atas mandibula, maksila, dan bibir atas (labrum)
serta bibir bawah (labium). Dada terdiri dari tiga ruas yaitu: prothorax,
mesothorax danmetathorax. Setiap ruas terdapat sepasang kaki. Perut mempunyai
11 ruas atau beberapa ruas saja.Alat pencernaan terdiri dari mulut,
kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rectum dan anus. System pernafasan
berupa trakea. System saraf berupa tangga tali. Umumnya serangga mengalami
perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.
Ordo insekta:
a. Ordo
Coleoptera (bersayap perisai)
Ciri-ciri ordo Coleoptera: Sayap
depan menanduk, sayap belakang membraneus dan melipat di bawah sayap depan
saat tidak digunakan. Bentuk tubuh bulat, oval, oval memanjang oval
melebar, ramping memanjang ataupun pipih. Beberapa diantaranya mempunyai
moncong. Alat mulut bertipe penggigit pengunyah. Tipe antenna bervariasi,
ukuran tubuh kecil besar, tarsi selalu 3-5 ruas. Mengalami metmorfosis
sempurna.
Contohnya antara lain:
Kumbang macan Kumbang gelembung
Kumbang badak Kumbang bangkai
b. Ordo
Dipteral
Ciri-ciri Ordo Dipteral: Mempunyai
satu pasang sayap, membraneus, sayap belakang mereduksi menjadi halter yang
berfungsi sebagai alat keseimbangan saat terbang. Tubuh relative lunak, antenna
pendek, dan mata majemuk besar. Mengalami metamorphosis sempurna. Tipe mulut
ada yang menusuk dan menghisap atau menjilat dan menhisap.
Contohnya antara lain:
Nyamuk Lalat rumah
Lalat buah
c. Ordo
Homoptera
Ciri-ciri Ordo Homoptera: Ada yang
bersayap dan ada yang tidak bersayap
Antenna bervariasi, ada yang pendek dan kaku seperti rambut, kadang panjangseperti benang. Tipe mulut penghisap. Mengalami metamorphosis tidak sempurna.
Antenna bervariasi, ada yang pendek dan kaku seperti rambut, kadang panjangseperti benang. Tipe mulut penghisap. Mengalami metamorphosis tidak sempurna.
Contohnya antara lain:
Wereng, Gareng pung, Kutu
d. Ordo
Hemiptera
Ciri-ciri Ordo Hemiptera : Ukuran
tubuh kecil sampai besar
Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan pangkalnya menebal dan sayapbelakang membraneus. Antenna pendek-panjang. Tipe mulut penghisap. Warna tubuh bervariasi. Mengalami metamorfosa sederhana.
Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan pangkalnya menebal dan sayapbelakang membraneus. Antenna pendek-panjang. Tipe mulut penghisap. Warna tubuh bervariasi. Mengalami metamorfosa sederhana.
Contohnya antara lain:
Kepik, Anggang-anggang
e. Ordo
Hymenoptera
Ciri-ciri Ordo Hymenoptera: Memilki
2 pasang sayap yang bersifat membran dan venasi relative sedikit. Antenna
sedang-panjang, beberapa jenis ruas pertama abdomennya sempit dan memanjang.
Tipe mulut menggigit.
Contohnya antara lain:
Lebah ,Tabuhan, Semut
f. Ordo
Lepidoptera
Ciri-ciri Ordo Lepidoptera: Mempunyai
2 pasang sayap, sayap belakang lebih kecil daripada sayap depan. Sayap ditutupi
oleh bulu-bulu atau sisik. Antenna panjang, ramping, dan kadang-kadang plumose
(banyak rambut) atau membonggol pada ujungnya. Mengalami metamorphosis
sempurna. Tipe mulut menghisap dengan alat penghisap berupa belalai yang dapat
dijulurkan.
Contohnya antara lain:
Kupu-kupu, Ngengat
g. Ordo
Orthoptera
Ciri-ciri Ordo Orthoptera: Memiliki
2 pasang sayap, sayap depan panjang dan menyempit, biasanya mengeras sedangkan
sayap belakang lebar dan membraneus. Antenna pendek-panjang, ada yang melebihi
panjang tubuhnya. Beberapa jenis jantan ada yang mempunyai alat penghasil
suara, beberapa betina mempunyai ovipositor yang berkembang dengan baik: ada
yang berbentuk pedang dan seperti jarum. Tipe mulut menggigit.
Contohnya antara lain:
Belalang (Dissostura sp) Kecoa (Blatta
orientalis)
Gangsir tanah (Gryllotalpa sp) Jangkrik (Gryllus sp)
h. Ordo
Odonata
Ciri-ciri Ordo Odonata: Mempunyai
dua pasang sayap. Antenna pendek seperti bulu keras. Tipe mulut mengunyah.
Metamorphosis tidak sempurna. Larva hidup di air. Bersifat karnivora.
Contohnya antara lain:
Capung, Capung jarum
Peranan arthropoda dalam
mempengaruhi ekosistem di alam ada 3 macam. Peranan arthropoda tersebut yaitu:
1. Hama
Hama
adalah binatang atau sekelompok binatang yang pada tingkat populasi tertentu
menyerang tanaman budidaya sehingga dapat menurunkan produksi baik secara
kualitas maupun kuantitas dan secara ekonomis merugikan. Contoh: serangga tikus
pada tanaman padi yang menyebabkan gagalnya panen, serangan Crocidomolia binotalis yang menyerang
pucuk tanaman kubis-kubisan.
2. Predator
Predator
merupakan organism yang hidup bebas dengan memakan atau memangsa binatang
lainnya. Contohnya: Menochilus
sexmaculatus yang memangsa Aphid
sp.
3. Parasitoid
Parasitoid
adalah serangga yang memarasit serangga atau binatang arthropoda yang lain.
Parasitoid bersifat parasitik pada fase
pradewasa dan pada fase dewasa mereka hidup bebas tidak terikat pada inangnya.
Contoh: Diadegma insulare yang
merupakan parasitoid telur dari Plutella
xylostela. Apabila telur yang terparasit sudah menetas maka D. insulare akan muncul dan hidup bebas
dengan memakan nektar.
(Hairiah, dkk, 2009)
2.4
Pengaruh faktor lingkungan pada pertumbuhan tanaman
Salinitas
Salinitas secara
sederhana dapat diartikan sebagai suatu keadaan
dimana garam dapat larut dalam jumlah yang berlebihan dan berakibat buruk bagi
pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis diantaranya garam khlorida, sulfat dan
bikarbinat dari natrium, kalsium dan magnesium, masing-masing akan memberikan
berbagai tingkat salinitas.
(Littro,
2008)
Air
Air merupakan sumber
kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga
tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90%
untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua
sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit.
penyiraman harus dilakukan teratur agar tidak kekurangan. Jika tidak disiram,
tanaman akan mati kekeringan. Air merupakan bahan untuk fotosintesis, tetapi
hanya 0,1% dari total air yang digunakan untuk fotosintesis. Air yang digunakan
untuk transpirasi tanaman sebanyak 99 %, dan yang digunakan untuk hidrasi 1 %,
termasuk untuk memelihara dan menyebabkan pertumbuhan yang lebih baik. Selama
pertumbuhan tanaman membutuhkan sejumlah air yang tepat. Air
merupakan reagen yang penting dalam
proses-proses fotosintesa dan dalam proses-proses hidrolik. Disamping itu juga
merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan material-material yang bergerak
kedalam tumbuhtumbuhan,melalui dinding sel dan jaringan esensial untuk menjamin
adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas bentuk daun, proses membuk dan
menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur tumbuh-tumbuhan .
Kekurangan
air akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan.
(Anonymouse. 2011)
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat , Bahan beserta Fungsinya
3.1.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik (suhu
udara dan radiasi matahari)
Alat-alat yang digunakan untuk analisis vegetasi dan
faktor abiotik (suhu udara dan radiasi matahari) adalah :
¨ Meteran : Untuk mengukur panjang
plot yang akan
dibagi.
¨ Tali
rafia : Untuk membuat plot besar
pengamatan dan
digunakan untuk membagi plot besar pengamatan menjadi beberapa plot.
¨ Spidol
warna hitam : Untuk menandai tali
rafia yang akan
dijadikan plot setelah diukur.
¨ Penggaris : Untuk mengukur tinggi dan
lebar kanopi
tanaman atau vegetasi yang diamati.
¨ Gunting : Untuk memotong tali
rafia.
¨ Form
Pengamatan : Sebagai tempat mencatat
data hasil
pengamatan.
¨ Kamera : Untuk dokumentasi
selama pengamatan
berlangsung.
¨ Plastik
ukuran 1 kg : Sebagai wadah sampel
tanaman yang
diamati.
¨ Tongkat
kayu : Sebagai patok yang
diikat tali rafia untuk
menandakan plot-plot.
¨ Termohigrograf : Alat untuk mengukur suhu.
¨ Luxmeter : Alat untuk mengukur
intensitas radiasi
matahari.
3.1.2 Faktor Abiotik (Tanah)
Alat-alat
yang digunakan dalam mengukur suhu tanah adalah sebagai berikut :
¨
Termometer : sebagai alat mengukur suhu
tanah
¨
Sekop
: untuk menggali
tanah sampai kedalaman yang ditentukan
3.1.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)
Alat-alat yang digunakan dalam analisis faktor
biotik (keragaman Arthropoda pada agroekosistem adalah :
¨ Sweepnet
: Untuk menangkap
arthropoda yang
ada di plot pengamatan.
¨ Plastik
ukuran 1 kg : Sebagai wadah
arthropoda atau
spesimen
dari pengambilan melalui pitfall dan sweepnet.
¨ Pitfall : Sebagai jebakan
yang dipasang di
permukaan
tanah dan pemasangannya dilakukan sehari sebelum pelaksanaan praktikum lapang
dimulai.
¨ Kamera : Untuk dokumentasi
kegiatan pengamatan.
¨ Form
pengamatan : Untuk mencatat data
hasil pengamatan.
¨ Kapas : Sebagai media
alkohol yang digunakan
untuk membius arthropoda.
¨ Gelas
plastik : Sebagai wadah
tempat detergen (pitfall).
Bahan-bahan yang digunakan dalam analisis faktor
biotik (keragaman Arthropoda pada agroekosistem adalah :
¨ Alkohol
70% : Untuk membius
serangga.
¨ Detergen : Untuk menjebak serangga
(isi pitfall).
3.1.4 Pengaruh factor lingkungan terhadap
tanaman (polybag)
3.1.4.1
Tanaman polybag
·
Tanah
·
Sekop
·
Polybag
·
Pupuk
·
Bibit
3.1.4.2 Intra dan Intern
·
Kamera
3.2 Langkah kerja di lapang (Teknis Lapang)
3.2.1 Analisis vegetasi dan faktor abiotik (suhu udara dan radiasi matahari)
·
Analisis vegetasi
Membuat
plot dengan luasan 5x5 m2, kemudian plot tersebut dibagi menjadi
lima sub plot. Batas pembagian plot dibuat dengan tali rafia dan kayu penahan
disetiap pinggirnya agar jarak antar rafia tidak berubah. Pembagian plot
dilakukan seperti gambar berikut :
Sub plot 1
|
||
Sub plot 3
|
Sub plot 2
|
|
Sub plot 4
|
Sub plot 5
|
|
Mengambil sampel (spesies) yang berbeda dalam satu plot.
Menghitung jumlah individu spesies berbeda tersebut yang
masuk dalam tiap area sub plot pengamatan. Mengukur spesies tertinggi beserta
lebar kanopinya.
Menyimpan sampel dari spesies yang
belum diketahui jenisnya. Sampel dapat digunakan untuk membandingkan atau
diidentifikasi dengan sumber informasi lain seperti buku identifikasi flora,
website internet dan sumber lainnya.
Mencatat data pengamatan dalam form. Menghitung besarnya kerapatan,
frekuensi dan dominasi , indeks nilai penting (INP), dan Summed Dominance Ratio (SDR) dari masing-masing data vegetasi yang
sudah diambil. Membuat laporan hasil praktikum lapang.
Analisis
faktor abiotik (suhu udara dan radiasi matahari)
1. Mengukur suhu udara & kelembaban udara
dengan termohigrograf, dan mencatat hasilnya
2. Mengukur
intensitas sinar matahari dengan menggunakan lux meter,dan mencatat hasilnya.
3.2.2 Faktor Abiotik (Tanah)
Langkah kerja dalam
pengamatan faktor abiotik tanah yaitu :
Ukurlah suhu udara di bawah tanaman. Ukur pula di tempat
terbuka
Ukurlah suhu tanah di setiap lahan pada kedalaman tanah
0-5 cm. Singkirkan seresah dari permukaan tanah, tancapkan ujung termometer
perlahan-lahan ke dalam tanah. Ukur pula di tempat terbuka. Catat dan
bandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran di bawah tegakan tanaman
Analisis faktor
abiotik tanah tidak dilakukan karena adanya kerusakan pada alat yang akan
digunakan, yaitu luxmeter.
3.2.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)
Pemasangan pitfall satu hari sebelum
pelaksanaan praktikum lapang pada masing-masing lahan yang akan
diamati. Pemasangan dilakukan dengan
metode pengambilan contoh secara sistematis pada garis diagonal.
Tangkap
serangga dengan menggunakan swept net.
Serangga
yang terperangkap pada pitfall diambil dan dimasukkan pada fial Film kemudian
diberi alkohol 70%. Sedangkan serangga yang terperangkap pada sweepnet dimasukkan pada plastik dan diberi alkohol 70%. Tujuan pemberian alkohol yaitu
untuk membius serangga agar mudah untuk diidentifikasi.
Menyimpan
serangga dan mengidentifikasi jenis serangga tersebut dengan buku pedoman atau sumber lainnya.
3.2.4
Pengaruh faktor lingkungan terhadap
tanaman
3.2.4.1
Tanaman Polybag
Memasukkan tanah ke dalam polybag
Maemasukkan bibit ke dalam polybag yang
berisi tanah sedalam 2-3 cm sejumlah 3 biji ke dalam masing-masing polybag
Menyiram tanah dengan air secukupnya
3.2.4.2
Hubungan interaksi secara intraspesifik dan interspesifik pada pertumbuhan
tanaman.
Siapkan kamera
Amati lahan
Dokumentasi
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan + Tabel Pengamatan ( Cangar, Malang, Jatikerto)
4.1.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik (Suhu Udara, Radiasi Matahari)
Nama Lokasi :
Cangar
Jenis Tanaman :
Tanaman Tahunan
Tanggal Pelaksanaan :
Minggu, 09
November 2013
·
Tabel
Pengamatan Vegetasi Cangar
No
|
Nama Vegetasi
|
Fase Tumbuhan
|
Jumlah
|
Tinggi Tanaman
|
Lebar Kanopi
|
1
|
Tanaman
X
|
Vegetatif
|
5
|
1457
cm
|
3
m
|
2
|
Rumput Teki (Cyperus
rotundus L. )
|
Vegetatif
|
45
|
101
cm
|
38 cm
|
3
|
Goletrak Beuti
|
Generatif
|
11
|
35
cm
|
13
cm
|
4
|
Bandotan (Ageratum conyzoides)
|
Vegetatif
|
127
|
40
cm
|
14
cm
|
5.
|
Pakis (Pteris
vittata)
|
Vegetatif
|
11
|
39 cm
|
11 cm
|
Nama
Lokasi : Malang
Jenis
Tanaman : Kedelai
Tanggal
Pelaksanaan : Kamis,
28 November
·
Tabel
Pengamatan Vegetasi Malang
No
|
Nama Vegetasi
|
Fase Tumbuhan
|
Jumlah
|
1
|
Pohon Jati (Tectonagrandis)
|
Vegetatif
|
27
|
2
|
Rumput Teki (Cyperusrotundus L. )
|
Vegetatif
|
95
|
3
|
Putri Malu(Mimosa
pudica)
|
Vegetatif
|
86
|
Nama
Lokasi : Jatikerto
Jenis
Tanaman : Tanaman Tahunan
Tanggal
Pelaksanaan : Minggu, 09 November 2013
·
Tabel
Pengamatan Vegetasi Jatikerto
No
|
Nama
Vegetasi
|
Fase
Tumbuhan
|
Jumlah
|
Lebar
Kanopi
(cm)
|
Tinggi
Tanaman
(cm)
|
1
|
Kopi
(Coffea
robusta)
|
Masa
panen (dewasa)
|
20
|
507
|
|
2
|
Pakis Kadal
(Cyclosorus aridus)
|
Vegetatif
|
63
|
13
|
25
|
3
|
Gewor
(Commelina benghalensis L.)
|
Vegetatif
|
47
|
22
|
27
|
·
Tabel
Pengamatan Faktor Abiotik
NO.
|
Lokasi
|
Suhu
Tanah(oC)
|
PH
|
Radiasi
|
1.
|
Cangar
|
18,5
|
7
|
760(perlakuan 100)
|
2.
|
Jatikerto
|
26,18
|
7
|
22,46(perlakuan 10)
|
3.
|
Ngijo(Malang)
|
-
|
-
|
-
|
·
Klasifikasi Vegetasi dan Identifikasi Tumbuhan
Nama
Lokasi : Cangar
Jenis
Tanaman : Tanaman Tahunan
Tanggal
Pelaksanaan : Minggu, 9 November 2013
Gambar
1 tanaman x
Tanaman 1 adalah tanaman x
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: -
Super Divisi: -
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: -
Super Divisi: -
Divisi:
-
Kelas:
-
Sub
Kelas: -
Ordo: -
Ordo: -
Famili:-
Genus: -
Genus: -
Spesies:
-
Identifikasi tumbuhan : -
Gambar 2 Rumput teki
Tanaman
1 adalah tanaman Rumput teki
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L
Identifikasi
tanaman
Perawakan
: Herba serupa rumput (sedges non Grasses), menahun, 0,1 – 0,3 m (dapat
mencapai 0,75 m).
Batang
: berupa batang semu, merupakan kumpulan pelepah daun, batang asli berupa
rimpang (Rhizome), percabangan Rhizome membentuk geragih (stolon), ujung stolon
menjadi rumpun baru.
Daun
: tunggal, berpelepah, bentuk garis, seperti daun rumput, jarang lanset atau
elip, tepi rata tajam, hijau tua (atas), hijau muda (bawah), berjendul di semua
permukaan, ujung meruncing pelan, lebar 2 – 6 mm, helaian bawah coklat
kemerahan.
Bunga
: susunan bulir majemuk rata tunggal, braktea involucrum 2-4 permanen,
sepanjang atau lebih panjang dari perbungaan, lebih dari 30 cm, cabang pertama
3 – 9 terpencar, lebih dari 10 cm, spikelet runcing, 10 – 40 bunga, 1 – 3,5 x 2
mm, eluna bulat telur, tumpul, kemerahan atau coklat gelap, susunan sirip,
3-3,5 mm, tepi bening (Hialin).
Perhiasan
bunga : tidak ada.
Benang
sari : 1-3, kepala sari 1 mm, coklat muda.
Putik
: bakal buah dan tangkai berlanjut, gundul, kepala sari 2-3.
Buah
: tipe padi.
Biji
: bentuk elip, dengan 2-3 sisi.
Helai daun
tunggal, bertangkai panjang sekitar 5 cm – 15 cm berbentuk ginjal. Tepinya
bergerigi atau beringgit, dengan penampang 1 cm – 7 cm tersusun dalam roset yang
terdiri atas 2 – 10 helai daun, kadang-kadang agak berambut. Bunga berwarna
putih atau merah muda, tersusun dalam karangan berupa payung, tunggal atau 3-5
bersama-sama keluar dari ketiak daun. Tangkai bunga 5 mm – 50 mm. Buah kecil
bergantung yang bentuknya lonjong/pipih panjang 2 – 2,5 mm, baunya wangi dan
rasanya pahit.
(Herbal, 2010)
Gambar 3 Goletrak Beuti
Tanaman 3 adalah tanaman Goletrak Beuti
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Richardia
Spesies: Richardia brasiliensis Gomez
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Rubiales
Famili: Rubiaceae (suku kopi-kopian)
Genus: Richardia
Spesies: Richardia brasiliensis Gomez
Identifikasi Tumbuhan
Akar : memiliki akar tunggang.
Batang : batangnya berbentuk segiempat, merupakan tanaman berbatang herba, berbulu
dengan tinggi + 6cm.
Daun : daun berbentuk elips dimana pada bagian tengah agak melebar dan ujungnya pendek dan tajam. Tangkai daun tanaman/gulma ini pendek, dimana pangkal daun bersatu
dengan stipula yang berbentuk mangkok. Letak daun berhadapan.
Bunga : pada bunga, mempunyai
kelopak yang berambut dengan 4 sepal, mahkota berbentuk tabung, berwarna putih
serta memiliki benang sari dan putik yang bercabang.
Buah : buahnya mempunyai rambut dan terbagi dalam dua pasang.
Habitat : Tumbuh di tanah yang berpasir,tempat terbuka yang memperoleh penyinaran
yang cukup.
Perbanyakan : berkembang biak
secara vegetatif dengan stolon dan generatif dengan biji.
Gambar 4
Bandotan
Tanaman 4 adalah tanaman Bandotan
Klasifikasi
Kingdom
: Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio :Angiospermae Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Compositales
Family
: Compositaceae
Genus
: Ageratum
Spesies
: Ageratum conyzoides L.
Identifikasi Tumbuhan
Bandotan
tergolong ke dalam tumbuhan terna semusim, tumbuh tegak atau bagian bawahnya
berbaring, tingginya sekitar 30-90 cm, dan bercabang. Batang bulat berambut
panjang, jika menyentuh tanah akan mengeluarkan akar. Daun bertangkai, letaknya
saling berhadapan dan bersilang (compositae), helaian daun bulat telur dengan
pangkal membulat dan ujung runcing, tepi bergerigi, panjang 1-10 cm, lebar 0,5-6
cm, kedua permukaan daun berambut panjang dengan kelenjar yang terletak di
permukaan bawah daun, warnanya hijau. Bunga majemuk berkumpul 3 atau lebih,
berbentuk malai rata yang keluar dari ujung tangkai, warnanya putih. Panjang
bonggol bunga 6-8 mm, dengan tangkai yang berambut. Buahnya berwarna hitam dan
bentuknya kecil. Daerah distribusi, Habitat dan Budidaya Bandotan dapat
diperbanyak dengan biji. Bandotan berasal dari Amerika tropis. Di Indonesia,
bandotan merupakan tumbuhan liar dan lebih dikenal sebagai tumbuhan pengganggu
(gulma) di kebun dan di ladang. Tumbuhan ini, dapat ditemukan juga di
pekarangan rumah, tepi jalan, tanggul, dan sekitar saluran air pada ketinggian
1-2.100 m di atas permukaan laut (dpl). Jika daunnya telah layu dan membusuk, tumbuhan
ini akan mengeluarkan bau tidak enak.
(Plantamor, 2011)
Gambar 5 Pakis
Tanaman
5 adalah tanaman Pakis
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Devisi : Pteridophyta
Ordo : Polipodiales
Family : Pteridaceae
Genus : Pteris
Spesies : Pteris vittata
Identifikasi Tumbuhan
Habitat : Pteris vittata termasuk paku tanah yaitu paku-pakuan yang hidup di tanah, tembok, dan
tebing terjal. Kebanyakan jenis paku ini banyak tumbuh pada batu-batu atau pada
tebing sungai, yang menyukai kelembapan. Rimpangnya menjalar pada pemukaan
batuan dan akar-akarnya masuk ke celah-celah batu. Tumbuhan
paku, hampir semunya berupa herba atau agak berkayu. Akan tetapi ada pula yang
berupa pohon, misalnya anggota Cyatheaceae. Pteris vittata merupakan
jenis herba. Daun tumbuhan paku mempunyai bentuk khas yaitu berupa ental
(frond).
Daun : Daunnya sporofil (daun
fertile) yaitu daun yang berfungsi menghasilkan spora. Biasanya hampir semua
sporofil berfungsi sebagai organ fotosintesis. Venansi tumbuhan paku ini
bergulung atau daun muda yang menggulung dan akan membuka jika telah dewasa.
Pada umumnya daun tumbuhan paku berwarna hijau. Bentuk
daunnya mememanjang, tepinya rata, ujung daunnya setengah meruncing, daunnya berhadapan bersilang,
teksturnya selaput berupa helaian, dan permukaan daunnya kasar.
Batang : Semua batang paku-pakuan berupa rimpang karena pada
umumnya arah tumbuhnya menjalar atau memanjat, meskipun ada yang tegak. Bentuk
batang tumbuhan paku ini panjang, ramping, dan
sirkuler linier. Permukaannya kasar dan
ditumbuhi rambut-rambut halus. Berwarana coklat sampai coklat kehitaman
dan bercabang. Mempunyai ramenta yang berbentuk lanset atau bercabang seperti
bintang. Ramentanya mudah lepas sehingga pada massa tua tidak terdapat sama
sekali.
Akar : Pada umumnya akar paku-pakuan adalah serabut yang
bercabang-cabang secara dikotom, tetapi ada pula yang bercabang monopodial atau
tidak bercabang. Namun tidak semua paku-pakuan mempunyai akar, misalnya pada
bangsa Psilotales fungsi akarnya digantikan oleh rhizoid. Letak akar Pteris
vittata yaitu pada pangkal rimpang yang tegak dan bentuk akarnya tipis,
kasar, dan warnanya coklat tua.
Analisa
Vegetasi :
Di
Cangar tanaman x pada lahan yang diamati adalah tanaman
utama, tanaman ini mendominasi di lahan
tersebut. Tanaman x tumbuh tinggi,
sehingga lebar kanopinya menutupi gulma yang ada di sekitarnya. Dengan adanya
faktor yang mendukung yaitu iklim, ph dan tanah yang gembur maka tanaman ini
bisa tumbuh tinggi dan subur.Tanaman rumput teki
dapat tumbuh banyak di lahan ini karena tanah di tempat tersebut cocok untuk
pertumbuhan gulma tersebut. Di antara gulma yang lain rumput teki lebih
mendominasi karena kondisi di lahan tersebut mendukung pertumbuhan rumput teki
.
·
Klasifikasi Vegetasi dan Identifikasi Tumbuhan
Nama
Lokasi : Jatikerto
Jenis
Tanaman : Tanaman Tahunan
Tanggal
Pelaksanaan : Minggu, 9 November 2013
Gambar 6 pakis kadal
Tumbuhan 6 adalah Pakis Kadal
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
Divisio:
Pteridophyta
Kelas: Pteridopsida
Ordo: Polypodiales
Famili: Thelypteridaceae
Genus: Cyclosorus
Spesies: Cyclosorus aridus
Identifikasi Tumbuhan
Batang tumbuh menjalar dalam bentuk akar rimpang. Gulma ini merupakan
gulma tahunan. Ujung rimpang pucat, tertutup oleh sisik berwarna coklat
muda.Berkembang biak terutama dengan rimpang dan spora(ditjenbun)
Gambar
7 Gewor
Tumbuhan 7 adalah Gewor
Klasifikasi
Kingdom: Plantae
(Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Commelinales
Famili: Commelinaceae
Genus: Commelina
Spesies: Commelina benghalensis L.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Commelinales
Famili: Commelinaceae
Genus: Commelina
Spesies: Commelina benghalensis L.
Identifikasi Tumbuhan
Gewor adalah tanaman mucilaginous abadi, ramping,
merayap atau ascending, bercabang, hingga 70 cm dan biasanya puber. Akar batang
pada node. Daun berbentuk oval, 4 sampai 7 cm dan menunjuk pada kedua ujungnya.
Para spathes adalah 1 sampai 3 bersama-sama, hijau, berbentuk corong,
dikompresi, sekitar 1,5 cm panjang dan lebar. Bunga-bunga biru, dengan tangkai
panjang di antheis, fascicled, beberapa di setiap spathe, dengan 3 sampai 4 mm
kelopak panjang. Kapsul 4 sampai 5 mm.
Gambar 8 Kopi Robusta
Tumbuhan 8 adalah Kopi Robusta
Klasifikasi Tanaman Kopi Robusta
Kingdom: Plantea
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Gentianacea
Famili: Rubiaceae
Genus : Coffea
Spesies: Coffea robusta
Profil Kopi Robusta
Tahun Spesies ditemukan 1895
Kromosom (2n) 22
Bunga berubah ke biji kopi matang 10
– 11 Bln
Biji kopi matang Tidak jatuh
Musim berbunga Tidak teratur
Hasil panen (kg biji / ha) 2300-4000
Suhu optimal rata-rata tahunan
24-30° C
Curah hujan Obtimal 2000-3000 mm
Tumbuh di ketinggian 400 – 800m
Hemileia vastatrix Tahan
Nematodes Tahan
Koleroga Noxia Toleran
Tracheomycosis Rentan
Kandungan Kafein 1.7-4.0%
Bentuk biji kopi Oval / Lonjong
Body Rata-rata 2.0%
Karakter rasa Dominan pahit
- Analisa vegetasi Jatikerto
Di
Jatikerto tanaman kopi robusta pada
lahan yang diamati adalah tanaman utama,
tanaman ini mendominasi di lahan tersebut. Tanaman kopi robusta tumbuh tinggi, sehingga lebar kanopinya menutupi
gulma yang ada di sekitarnya. Dengan adanya faktor yang mendukung yaitu iklim,
ph dan tanah yang gembur maka tanaman ini bisa tumbuh tinggi dan subur.Tanaman pakis kadal dapat tumbuh banyak di lahan ini Di
antara gulma yang lain pakis kadal lebih mendominasi .
·
Klasifikasi Vegetasi dan Identifikasi Tumbuhan
Nama
Lokasi : Ngijo,
Malang
Jenis
Tanaman : Tanaman Semusim
Tanggal
Pelaksanaan : Minggu, 28
November 2013
Gambar 9 kedelai
Tumbuhan 9 adalah Kedelai
Klasifikasi
Kerajaan:
|
|
Filum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Upafamili:
|
|
Genus:
|
Spesies : 1. Glycine max
2.Glycine soja
Identifikasi Tumbuhan
Akar : akar
tunggang
Batang : kedelai
berbatang memiliki tinggi 30–100 cm
Daun : Pada buku (nodus)
pertama tanaman yang tumbuh dari biji
terbentuk sepasang daun tunggal. Selanjutnya,
pada semua buku
di atasnya terbentuk daun majemuk selalu dengan tiga
helai.
Helai
daun tunggal memiliki tangkai pendek dan daun bertiga
mempunyai tangkai agak panjang. Masing-masing
daun
berbentuk oval, tipis, dan berwarna hijau.
Bunga : Bunga kedelai
termasuk bunga sempurna yaitu setiap bunga
mempunyai alat jantan dan alat betina.
Buah : Buah kedelai
berbentuk polong
Kecambah : Kecambah kedelai
tergolong epigeous, yaitu keping biji muncul
diatas tanah.
Biji : Biji
kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak
mengandung jaringan endosperma.
·
Klasifikasi Vegetasi dan Identifikasi Tumbuhan
Nama
Lokasi : Ngijo,
Malang
Jenis
Tanaman : Tanaman Tahunan
Tanggal Pelaksanaan : Minggu, 28 November 2013
Gambar 10
Jati
Tumbuhan 10 adalah Jati
Klasifikasi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Identifikasi Tumbuhan
Identifikasi tumbuhan : Jati adalah sejenis pohon penghasil kayu
bermutu tinggi. Pohon besar, berbatang lurus, dapat tumbuh mencapai tinggi 30-40 m. Berdaun besar, yang luruh di musim kemarau.Jati dikenal
dunia dengan nama teak (bahasaInggris). Jati dapat
tumbuh di daerah dengan curah hujan
1500– 2000 mm/tahun dan suhu 27–36 °C baik di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Tempat yang paling baik untuk pertumbuhan
jati adalah tanah dengan pH 4.5–7 dan tidak dibanjiri
dengan air. Jati memiliki daun berbentuk elips yang lebar dan dapat
mencapai 30–60 cm saat dewasa.
Gambar 11
Putrimalu
Tumbuhan 11 adalah Putrimalu
Klasifikasi
Identifikasi Tumbuhan
Putrimalu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-polongan yang
mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat
menutup/"layu" dengan sendirinya saat disentuh.Walaupun sejumlah
anggota polong-polongan dapat melakukan hal yang sama, putrimalu bereaksi lebih
cepat daripada jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah
beberapa menit keadaannya akan pulih seperti semula. Keunikan dari tanaman ini
adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau dipanaskan akan segera
"menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bias
dirasakan daun lain yang tidak ikut tersentuh.
Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang
sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun
putrid malu tidak peduli darimana arahdatangnya sentuhan.Tanaman ini juga
menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali setelah matahari terbit.
Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri dari hewan pemakan
tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun bagian bawah
tanaman putrid malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkanwarna yang pucat,
hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa tumbuhan
tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya
Gambar 12
Rumput teki
Tumbuhan 12 adalah Rumput teki
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio
: Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Kelas
: Dicotyledoneae
Ordo
: Cyperales
Family
: Cyperaceae
Genus : Commelina
Spesies : Cyperusrotundus L.
Identifikasi
Tumbuhan
MorfologiTumbuhan
a. Akar
Akar Rumput teki(Cyperusrotundus L) merupakan system perakaran serabut,
akar rumput teki memiliki banyak percabangan dan akar rumput teki memiliki banyak
anak cabang akar, akar rumput teki memiliki rambut-rambut halus. Akar rumput teki
tumbuh memanjang dan menyebar di dalam tanah.
b. Batang
Batang Rumput teki (Cyperusrotundus L) tumbuh tegak, berbentuk segitiga,
berongga kecil dan agak lunak, tingginya 10-30 cm dan penampangnya 1-2 mm.
membentuk umbi di pangkal batang, membentuk rimpang panang yang dapat membentuk
tunas baru, daun-daun terdapat di pangkal batang.
c. Daun
Daun Rumput teki (Cyperusrotundus L ) berbangun daun garis,
licin, tidak berambut, warna permukaan atas hijau tua sedangkan permukaan bawah
hijau muda, mempunyai parit yang membujur di bagian tengah, ujungnya agak runcing,
lebih pendek dari batang yang membawa bunga, lebarnya 2-6 mm.
d. Bunga
Bunga Rumput teki(Cyperusrotundus L) memiliki bulir longgar
terbentuk di ujung batang, braktea dua sampai empat, tidak rontok, panjangnya lebih
kurang sama atau melebihi panjang perbungaan, bercabang utama tiga sampai sembilan
yang menyebar, satu bulir berbunga sepuluh
sampai empat puluh.
e. Buah
Buah Rumput teki (Cyperusrotundus L) berbentuk bulat telur berisitiga,
panjangnya kurang lebih 1,5 mm, buah rumput teki memiliki warna coklat kehitam-hitaman.
Buah rumput teki tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan merapat
ke sumbu, buah rumput teki berbentuk bulat telur dan lepes.
f. Biji
Biji Rumput teki(Cyperusrotundus L) terdiri dari sepuluh sampai
empat puluh buliran yang tersusun berselang-seling sedikit bertumpang-tindih dan
merapat kesumbu, biji berbentuk bulat telur dan lepes, panjangnya kurang lebih
3 mm, berwarna coklat kemerah-merahan, benang sari dan putik tersembul keluar
Teki merupakan rumput semu menahun dengan tinggi 10-95 cm. Batang rumputnya
berbentuk segitiga dan tajam. Daunnya berjumlah 4-10 helai yang terkumpul pada pangkal
batang membentuk roset akar dengan pelepah daun tertutup tanah. Helaian daun berbentuk
pita bersilangsejajar.Permukaanatasberwarnahijaumengkilasdenganpanjangdaun
10-30 cm danlebar 3-6 cm. Rumput teki tumbuh liar ditempat terbuka atau sfikit terlindung
dari sinar matahari seperti ditanah kosong, tegalan, lapangan rumput, dipinggir
jalan atau di lahan pertanian. Tumbuhan ini terdapat pada ketinggian 2-3000
meter diatas permukaan laut.Tumbuhan ini secgai gulma yang susah diberantas.
·
Analisa
Vegetasi di Ngijo, Malang
Di
Ngijo, Malang tanaman jati pada lahan
yang diamati adalah tanaman utama,
tanaman ini mendominasi di lahan tersebut. Tanaman jati tumbuh tinggi, sehingga lebar kanopinya menutupi
gulma yang ada di sekitarnya. Dengan
adanya faktor yang mendukung yaitu iklim, ph dan tanah yang gembur maka tanaman ini bisa tumbuh tinggi
dan subur.Tanaman rumput teki dapat tumbuh banyak di
lahan ini karena tanah di tempat
tersebut cocok untuk pertumbuhan gulma tersebut. Di antara gulma yang lain rumput
teki lebih mendominasi karena kondisi di lahan tersebut mendukung pertumbuhan
rumput teki .
4.1.2 Faktor Abiotik (Tanah)
4.1.2.1 Keadaan tanah dan seresah
Cangar
Tabel
Keadaan tanah di Cangar yaitu tanah berwarna coklat kehitaman
dan bertekstur gembur, sehingga tanah di sini sangat remah dan mudah hancur. Di permukaan tanah terdapat seresah
dengan ketebalan 1,4
cm yang terdiri atas guguran daun
ranting pohon x. Hanya ditemukan sedikit hewan di dalam tanah yang
tertutup di bawah mulsa bekas,
misalnya hewan cacing dan kelabang.
Jatikerto
-
Kerapatan
dan strata kanopi
Pada lahan pengamatan di Jatikerto, lahan ini dominan
terhadap tanaman kopi. Karena tanaman kopi merupakan tanaman utama pada lahan pengamatan tersebut.
Strata kanopi yang ada di sini hanya satu tingkatan yaitu di bawah tanaman
singkong hanya ada gulma.
-
Tabel
seresah
Tabel Keadaan tanah di Jatikerto
Keadaan tanah di Jatikerto yaitu tanah berwarna merah
kecoklatan dan bertekstur liat karena dilihat dari warna tanahnya yang merah
dan cukup lengket jika terkena air. Pada lahan ini Pada lahan ini banyak
terdapat seresah yang berasal dari daun-daun kopi yang telah kering. Hewan yang ada di permukaan tanah adalah kaki
seribu, jangkrik, semut dan ulat sedangkan yang ditemui dalam tanah yaitu cacing,
semut karena wilayah cocok untuk
tempat hidupnya.
Malang
-
4.1.2.2 Keadaan suhu tanah, PH dan Radiasi Matahari
Cangar
Tabel
Ket
: RM : Radiasi matahari
Keadaan suhu tanah di Cangar yaitu 18,5 0C. PH tanah adalah 7, dapat dikatakan bahwa dengan PH 7
berarti tanah tersebut bersifat netral. Radiasi matahari dengan mendapatkan
perlakuan 100 tanpa naungan radiasi mataharinya adalah 760 PAR.
Jatikerto
-
Keadaan
suhu tanah dan radiasi
Ket
: RM : Radiasi matahari
Keadaan suhu tanah di Jatikerto tidak
terlalu panas, untuk suhu tanah 26,180C
karena daerah ini merupakan dataran rendah. Pengukuran suhu
dan radiasi dilakukan
saat keadaan normal. Radiasi
matahari di bawah tanaman tahunan sebesar 22,46 PAR. Dan PH tanah di lokasi tersebut adalah
7, maka dapat dikatakan tanah tersebut dikatakan netral.
Malang
-
4.1.2.3
Keanekaragaman
binatang yang ada di atas dan di bawah tanah
Cangar
Tabel
Pengamatan
Arthropoda di atas tanah dan di bawah tanah. Di atas tanah terdapat belalang,
jangkrik, semut dan laba-laba. Sedangkan di bawah tanah terdapat cacing
dan kelabang dengan jumlah
lebih sedikit daripada diatas tanah. Minimnya jumlah hewan tersebut
disebabkan oleh tertutupnya tanah oleh mulsa, sehingga kemungkinan hewan yang masuk ke dalam tanah sangat kecil.
Namun dengan tertutupnya tanah oleh mulsa, tanah tersebut
tetap subur.
Jatikerto
Tabel
Pe
Pada lahan pengamatan jatikerto ditemukan adanya binatang di dalam tanah yaitu
cacing, semut, sedangkan pada permukaan
tanah ditemukan binatang yaitu jangkrik,
ulat bulu, dan kaki seribu.
Malang
Keanekaragaman
binatang yang ada di atas dan di bawah tanah
Tabel
Arthropoda di
atas tanah dan di bawah tanah. Di atas tanah terdapat semut. Sedangkan di bawah
tanah terdapat cacing dengan jumlah lebih sedikit daripada diatas tanah.
4.1.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)
Faktor biotik
adalah faktor yang hidup meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan
maupun hewan (Anonymous
c, 2011). Dalam Ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan
berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Arthropoda
berasal dari kata arthron yang
berarti ruas dan podos yang berarti
kaki. jadi Athropoda adalah hewan yang memiliki kaki beruas-ruas (Anonymous d, 2011).
Arthropoda merupakan komponen penting dalam suatu ekosistem yang dapat
digunakan sebagai indikator kualitas ekosistem tersebut. Peran arthropoda dalam
perombakan bahan organik untuk menjaga kesuburan tanah, dengan kata lain
menjaga siklus hara dalam ekosistem. Arthropoda secara tidak langsung
dipengaruhi oleh vegetasi yang tumbuh disekitarnya. Oleh karena itu
keanekaragaman vegetasi juga mempengaruhi keanekaragaman arthropodanya
Arthropoda
adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga,
laba-laba, udang, lipan dan hewan sejenis lainnya.
Dalam
kelas insekta terdiri dari beberapa suku yang sangat penting dan terdapat
paling banyak di alam, diantaranya:
§ Coleoptera,
mempunyai 2 pasang sayap. Sayap depan tebal
dan halus mengandung zat kitin yang di sebut elitra. Sayap belakang tipis
berupa selaput. Contoh: kepik emas, kutu beras.
§ Diptera,
mempunyai 2 buah sayap, sayap belakang bermodifikasi menjadi halter, Contoh:
nyamuk malaria, lalat rumah.
§ Homoptera,
sayap
depan dan belakang tersusun sama. Mempunyai alat penusuk. Metamorfosis tidak
sempurna. Contoh: kutu perisai
§ Hemiptera,
sayap
depan sebagian membraneus, bersayap tak sama. Mempunyai alat penusuk dan
pengisap makanan. Metamorfosis tidak sempurna. Contoh: wereng
§ Hymenoptera,
sayap
mirip seperti selaput, mempunyai 2 sayap dengan sayap belakang lebih tipis.
Metamorfosis sempurna. Contoh: lebah madu
§ Lepidoptera,
mempunyai 2 pasang sayap yang dilapisi bulu atau sisik. Metamorfosis sempurna.
Contoh: kupu kupu.
§ Isoptera,
mempunyai
2 pasang sayap, yang tipis dengan ukuran sama, metamorfosis tidak sempurna.
Contoh: rayap
§ Othoptera,
bersayap
lurus Mempunyai 2 pasang sayap. Kali belakang kuat di gunakan untuk meloncat.
Metamorfosis tidak sempurna. Contoh : belalang, kecoa, jangkrik.
(Anonymous c, 2011)
Peran Insekta dalam
ekosistem
Serangga adalah
organisme yang mendominasi rantai dan jejaring makanan di hampir semua jenis
ekosistem. serangga mempunyai peran sebagai komponen rantai makanan; yaitu sebagai
herbivora, karnivora, pengurai (detritivora), dan penyerbuk. Sementara itu, serangga dapat menjadi
hama, musuh alami, atau vektor penyakit tanaman, binatang, dan manusia.
Hama
adalah hewan yang menyerang / memakan tanaman budidaya sehingga merugikan
secara ekonomis dengan akibat menurunya kualitas dan kuantitas tanaman
budidaya.
Contoh:
Thrips, Kutu Daun dan sebagainya
Predator
merupakan suatu organisme yang memakan organisme lain dengan ukuran yang lebih
besar daripada mangsanya.
Contoh:
Monoetites sexmaculatus memangsa
aphid sp.
Contoh:
Diadigma insulare yang merupakan parasit telur dari Mutolla xylostela. Apabila telur yang berparasit sudah menetas maka
D.Insulare akan muncul dan hidup bebas memakan nektar
(Anonymousd, 2012).
·
Gambar
Literatur Arthropoda yang Didapat dan Klasifikasinya
Cangar
Gambar
Literatur
Gambar literatur dan klasifikasi Arthropoda di Jatikerto
Cangar
4.1.4
Pengaruh Lingkungan pada pertumbuhan
Lingkungan
4.1.4.1 Pengaruh salinitas
terhadap pertumbuhan kedelai
Tanaman kedelai
4.1.4.2
Hubungan intraksi secara intraspesifik dan interspesifik pada pertumbuhan
tanaman
Jagung
Gambar Jagung Gambar
Jagung dan gulma
Kacang tanah
Gambar Kacang tanah Gambar Kacang Tanah dan gulma
4.2 Pembahasan4.2.1 Analisis Vegetasi dan Faktor Abiotik (Suhu Udara, Radiasi Matahari)
Keadaan suhu tanah
di Cangar cukup rendah yaitu 200C karena dataran ini merupakan dataran
tinggi dan pengukuran juga dilakukan pada pagi hari jam 10. Radiasi matahari 760
dengan perlakuan 100, karena terkena
paparan sinar matahari langsung.
Keadaan suhu tanah di Jatikerto cukup panas, suhu tanah 26,180C
karena daerah ini merupakan dataran rendah.. Radiasi matahari 22,46
dengan perlakuan 10, karena berada di bawah naungan tanaman kopi robusta.
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa dataran rendah dan dataran tinggi memiliki
suhu tanah yang berbeda. Pada
lahan cangar, yakni dataran tinggi diperoleh suhu yang lebih rendah
dibandingkan dengan suhu tanah pada
lahan Jatikerto.
Untuk radiasi matahari antara lahan Cangar dan lahan Jatikerto diperoleh hasil
yang berbeda dengan perlakuan yang berbeda pula. Hal tersebut dapat disebabkan
oleh faktor ketinggian tempat mempengaruhi
perbedaan suhu pada lahan-lahan tersebut dan perbedaan radiasi matahari.
Vegetasi pada ketiga lahan tersebut berbeda-beda,
diketahui pada lahan Cangar terdapat tanaman x, rumput teki, bandotan, goletrak beuti, rumput-rumputan. Pada lahan ini tanaman utamanya adalah
tanaman x. Untuk lahan
Malang terdapat tanaman anatara lain rumput
teki,
jati, dan putri malu. Lahan Malang bukan
merupakan lahan budidaya karena lahan kosong yang
dibiarkan begitu saja, lahan malang hanya dijadikan sebagai
lahan percobaan saja. Di lahan
Jatikerto terdapat tanaman anatara lain kopi robusta, pakis kadal,
gewor. Tanaman utama yang dibudidayakan pada lahan ini adalah kopi
robusta sedangkan yang
lain adalah rerumputan dan gulma. Adanya perbedaan vegetasi pada kedua lahan
tersebut yaitu lahan Cangar dan Jatikerto dikarenakan lahan-lahan itu merupakan
agroekosistem dimana tanaman yang dibudidayakan di lahan tersebut tergantung pada manajemen manusia.
4.2.2 Faktor Abiotik (Tanah)
Keadaan tanah di Cangar yaitu tanah berwarna coklat muda
dan bertekstur lempung berdebu, karena tanah di sini sangat remah dan cukup
mudah hancur.
Pada lahan Malang memiliki ketebalan seresah 2 cm karena
rerumputan ini dipangkas dan seresah dibiarkan. Warna tanah pada lahan ini
coklat dan bertekstur liat karena sebelumnya tanah ini digunakan untuk menanam
padi, yang biasanya tanah untuk pertanaman padi adalah tanah liat. Hewan yang
ada di permukaan tanah adalah semut dan jangkrik karena wilayah cocok untuk
tempat hidupnya.
Keadaan tanah di Jatikerto yaitu tanah berwarna merah
kecoklatan dan bertekstur liat karena dilihat dari warna tanahnya yang merah
dan cukup lengket jika terkena air. Pada
lahan ini tidak memiliki ketebalan seresah tidak ada karena tanaman utamanya
yaitu singkong merupakan tanaman semusim dan daunnya sedikit atau jarang
berguguran yang nantinya menjadi seresah.
Hewan yang ada di permukaan tanah adalah belalang dan laba-laba
sedangkan yang ditemui pada dalam tanah yaitu semut karena wilayah cocok untuk
tempat hidupnya.
Hal yang membedakan tekstur tanah antara ketiga lahan
tersebut dikarenakan perbedaan topografi, bahan induk yang menjadi penyusun
utama, organisme yang hidup dalam tanah, iklim pada lahan tersebut, dan waktu
pembentukan tanah pada masa pelapukan bahan induknya. Untuk perbedaan warna
tanah pada lahan dikarenakan kandungan bahan organik yang berbeda pada setiap
lahan, semakin banyak bahan organik yang dikandung tanah tersebut maka warnanya
semakin gelap.
4.2.3 Faktor Biotik (Keragaman Arthropoda pada Agroekosistem)
Pada lahan Cangar terdapat arthropoda antara lain ulat
jengkal, belalang, jangkrik, thrips, lalat, kepik hijau dan kumbang spot. Untuk
lahan Malang terdapat capung, semut, belalang dan jangkrik sedangkan pada lahan
Jatikerto terdapat belalang, semut dan laba-laba. Perbedaan keragaman
arthropoda pada ketiga lahan dikarenakan berbedanya tanaman yang ditanam
sebagai tanaman inang sebagian arthropoda yang merupakan hama. Tanaman-tanaman
tersebut merupakan makanan dari arthropoda-arthropoda tersebut. Keadaan iklim
yang berbeda juga mempengaruhi kehidupan
arthtropoda yang ada pada lahan. Ada arthropoda yang hidup di daerah dingin
dan ada yang hidup di daerah panas,
tergantung pada adaptasi yang dimilikinya. Bentuk morfologi arthropoda
mempengaruhi cara bertahan dari masing-masing arthropoda.
4.2.4 Pengaruh Lingkungan pada pertumbuhan
Lingkungan
4.2.4.1 Pengaruh
Salinitas terhadap kacang kedelai
Dengan
kadar 2200 ppm tanaman kacang kedelai merupakan tanaman yang paling tinggi
diantara perlakuan lain. Menurut Yuniaati (2004), salinitas adalah satu dari
berbagai masalah pertanian yang cukup serius yang mengakibatkan berkurangnya
hasil dan produktivitas pertanian.Salinitas didefinisikan sebagai adanya garam
terlarut dalam konsentrasi yang berlebihan dalam larutan tanah.
Akan
tetapi, dengan kadar 2200 ppm jumlah daunnya paling sedikit diantara perlakuan
yang lain.
4.2.4.2
Pengaruh Lingkungan pada Pertumbuhan
Lingkungan
Tanaman jagung yang tidak terdapat gulma
di sekitarnya, akan tumbuh lebih tinggi daripada tanaman jagung yang terdapat
gulma di sekitarnya..
Tanaman
kacang tanah yang tidak terdapat gulma di sekitarnya, vase pertumbuhannya lebih
cepat memasuki vase generatif yang ditandai dengan adanya bunga, sedangkan
tanaman jagung yang terdapat gulma di sekitarnya masih dalam vase vegetatif.
Menurut Bilman WS (2001), pengaruh gulma
terhadap tanaman dapat terjadi secara langsung yaitu dalam hal bersaing untuk
mendapatkan unsur hara, air, cahaya dan ruang tumbuh. Secara tidak langsung
sejumlah gulma merupakan inang dari hama dan penyakit.
Sehingga, dengan adanya gulma terjadi
kompetisi unsur hara, air, cahaya, mineral,
ruang tumbuh dan nitrogen di dalam tanah antara gulma dan tanaman utama (jagung
dan kacang tanah).
BAB VPENUTUP5.1 Kesimpulan
Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari interaksi antara organisme
dengan lingkungannya
dan yang lainnya. Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
dengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor biotik antara lain
suhu, air, kelembapan, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Dalam
pengelolahan agroekosistem, data vegetasi meliputi tanaman budidaya maupun
tumbuhan yang tumbuh di ekosistem.
Hasil
dari pengamatan di tiga tempat yang berbeda menunjukkan bahwa dari dataran rendah, dataran sedang kemudian dataran
tinggi, suhu udara menurun dan pada suhu tanah suhunya semakin menurun juga.
Namun pada lahan Jatikerto, suhu tanahnya lebih rendah dibanding pada lahan
Malang. Hal ini dikarenakan pengukuran suhu tanah di lahan Jatikerto dilakukan
pada saat setelah terjadi hujan. Radiasi matahari pada setiap tempat yang
diamati juga berbeda. Faktor ketinggian tempat mempengaruhi perbedaan suhu dan
radiasi matahari pada lahan-lahan tersebut.
Keragaman vegetasi dan arthropoda pada ke tiga tempat
(Jatikerto, Malang, dan Cangar) terjadi disebabkan adanya perbedaan iklim dan
tanaman yang dibudidayakan. Pada lahan malang didominasi oleh rerumputan karena
merupakan lahan kosong atau bukan lahan budidaya, sedangkan lahan jatikerto dan
cangar merupakan lahan budidaya sehingga dirawat dengan baik oleh manusia.
Lahan budidaya juga didominasi oleh tanaman utama. Daerah jatikerto didominasi
oleh tanaman kopi
dan lahan cangar didominasi oleh tanaman x
DAFTAR PUSTAKA
Aisfamilygreen. 2009 . Belalang yang Selalu
Ramai. http://aisfamilygreen.wordpress. com/2009/11/13/belalang-hijau-yang-selalu-ramai/
(diakses 30 November 2012).
Andre. 2009. Analisis Vegetasi. http://analisis-vegetasi.blogspot.com/2009/11/analisis-vegetasi.html (diakses 18 November 2012).
Anonymousa.
2011. Definisi Analisa Vegetasi dan
Faktor Abiotik. http://pengertian-definisi.blogspot.com/2010/10/analisis-vegetasi.html
(diakses
18 November 2012).
Anonymousb. 2011. Biomassa pohon dan faktor abiotik. http://id.Wikipedia.org.
(diakses 18 November 2012).
Anonymousc. 2011. Klasifikasi Arthropoda. http://id.wikipedia.org/wiki/klasifikasi_ arthropoda. (diakses 18 November 2012).
Anonymousd.
2011.
Peran Insekta dalam ekosistem. http://dewaarka.wordpress.com/2009/ 04/10/peran-insekta-dalam-ekosistem.html.
(diakses 18 November 2012).
Anonymouse.
2011. Fungsi Air. .http://zonabawah.blogspot.com/2011/04/fungsi-air-bagi-tumbuhan.html(di
akses 5 Desember 2013)
Brisbane Insects. 2009. Ladybirds. http://www.brisbaneinsects.com/brisbane_ladybirds/ Transverse.htm (diakses 30 November 2012).
Cahyono, D. S. 2011. Alat Perangkap Hama, Model dan Cara
Kerja. http://www. pabriksawitcom.blogspot.com/2012/01/mengenal-belalang-locusta-migratoria.html (diakses 30 November 2012).
Encepfr. 2011. Manfaat Jangkrik atau Cengkerik. http://encepfr.blogspot.com/2011/ 02/manfaat-jangkrik-atau-cengkerik-yang.html (diakses 30 November 2012)
Hairiah,
K., dkk.2009. Modul Praktikum
Ekologi Pertanian. Malang: Universitas Brawijaya.
Hasna,
Q. 2011.
Ulat . http://planthospital.blogspot.com/2011/08/macam-macam-hama-tanaman-kubis.html
(diakses 30 novemer 2012).
Herbal
.2010. Antanan. http://www.informasiherbal.com/khasiat-pegagan-antanan/
(diakses 30 November 2012).
Pracaya. 1993. Hama dan
Penyakit Tanaman.Jakarta: PT. Penebar Swadaya.
Prasetya, A. 2011. Kepik Hijau. http://1.bp.blogspot.com/-7Dmewa7RNc4/TVdgmn-ZH8I/AAAAAAAAAAg/3MAJuiYv7eo/s760/300px-Green_Shield_Bug.jpg (diakses 30 November 2012).
Ramadhani, S. 2012. Macam-Macam Gulma. http://blog.ub.ac.id/danik/2012/05/18/macam-macam-gulma/ (diakses 30 November 2012).
Saungsumberjambu. 2011. Thrips sp. http://saungsumberjambe.blogspot.com/2011/08/thrips-thrips-sp.html (diakses 30 November 2012)
Wikipediaa.
2012. Wortel. http://id.wikipedia.org/wiki/Wortel
(diakses 30 November 2012)
Wikipediab.
2012. Betalain. http://id.wikipedia.org/wiki/Betalain
(diakses 30 November 2012)
Wikipediac.
2012. Capung. http://id.wikipedia.org/wiki/Capung
(diakses 30 November 2012)
Wikipediad.
2012. Semut. http://id.wikipedia.org/wiki/Semut
(diakses 30 November 2012)
Plantamor
2011. Bandotan. marktambunan.blogspot.com/2011/11/herbarium-bandotan-ageratum-conyzoides.html( diakses 4 Desember 20113)
|